Headlines News :

Latest Post

Mengenal Pakan Hijauan Ternak Kambing

Written By Shodiq Saifullah on Kamis, 29 November 2012 | 02.52

Ketersediaan pakan hijauan keberadaanya sangat penting dalam menunjang keberhasilan beternak kambing etawa. Banyak literatur yang sudah menjelaskan jenis-jenis hijauan apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan kambing baik yang berasal dari rumput-rumputan maupun leguminosa.
E F I memilih dan membudidayakan hijauan yang memiliki  kandungan nutrisi yang sangat baik dan produktivitasnya tinggi, sebagai pakan hijauan yang diberikan baik untuk jenis kambing unggul maupun kambing perah.  Berikut adalah hijauan yang kami budidayakan :

1. Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) : Daun singkong yang dimanfaatkan bisa berasal dari berbagai varietas singkong budidaya ataupun dari singkong karet, keduanya sangat mudah untuk dibudidayakan, hanya dengan menanam batangnya saja pada saat musim hujan mayoritas dapat tumbuh dengan baik.
Hasil penelitian Ravindran (1991) menunjukkan bahwa daun singkong mempunyai kandungan protein yang tinggi yaitu berkisar antara 16.7−39.9% bahan kering dan hampir 85% dari fraksi protein kasar merupakan protein murni, sedangkan bagian kulit dan onggok memiliki kandungan pati yang cukup tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber energi. Liem et al. (1997) melaporkan dari 2.5−3 ton/ha hasil samping tanaman singkong dapat menghasilkan tepung daun singkong sebanyak 600−800 kg/ha. Lebih lanjut dijelaskan pemakaian tepung daun singkong dalam formulasi ransum dapat dijadikan sebagai sumber protein dan konsentrat pada kambing dan sapi perah (Khang et al. 2000).
Wanapat dan Knampa (2006) melaporkan hay daun singkong dapat menggantikan pemakaian bungkil kedelai pada sapi perah di daerah tropik. Selain  berfungsi sebagai sumber protein, daun singkong juga berperan sebagai anti cacing (anthelmintic) dan kandungan taninnya berpotensi meningkatkan daya tahan saluran pencernaan ternak terhadap mikroorganisme parasit. Ensilase merupakan salah satu cara pengawetan daun singkong sebagai pakan ternak (Hang 1998) dan efektif menurunkan kandungan sianida (HCN) pada ubi kayu setelah 3 bulan ensilase yaitu dari 289 mg/kg menjadi 20.1 mg/kg (Kavana et al. 2005).
Banyak peternak yang ragu dalam menggunakan daun singkong sebagai pakan kambing mengingat adanya kandungan sianida yang identik dengan racun. Selama ini tidak pernah ada kasus kerancunan di kandang EFI, caranya simple daun singkong sebelum diberikan terlebih dahulu dijemur/dilayukan atau didiamkan satu malam kemudian keesokan harinya diberikan.


2. Gamal (Gliricidia Sepium) : Banyak penamaan berbeda di banyak daerah untuk gliricidia ini sbb: Gamal (Indonesia), Lirikside, liriksidia, Wit Sepiung (Jateng), Johar Gembiro Loka (DIY). Jawa Timur: Kelorwono, Joharlimo, Johar Bogor. Sunda: Cebreng, Cepbyer (Jabar), Kalikiria (Ciamis), Angrum (Garut).
Gliricidia kaya akan protein (23% CP) dan kalsium (1,2%). Kandungan seratnya tinggi (45% NDF) yang membuatnya sangat bagus sebagai sumber hijauan untuk ternak ruminansia. Permasalahan pada ternak hanya sebatas palatabilitasnya (kesukaan) saja, mengingat gamal ini memiliki bau menyengat, untuk mengatasinya sebelum diberikan sebaiknya dijemur atau dilayukan dan untuk membiasakan berikan pada saat ternak dalam kondisi lapar.
Budidaya gliricidia bisa dilakukan dengan penanam biji polong yang sudah tua ataupun dengan penanaman stek dari batangnya. Pemotongan pertama pohon gamal dianjurkan setelah tanaman berumur 1 tahun. Selang waktu atau interval pemotongan selanjutnya setiap 3 bulan sekali. Rata-rata produksi hijauan segar berkisar 2-5 kg per potong per pohon.
Sistem pemangkasan dua kali selama musim hujan dan dua kali selama musim kering dapat mengurangi peranggasan daun gamal sehingga gamal akan tetap menghijau sepanjang tahun (Nitis et al., 1991).


3. Turi (Sesbania Grandiflora) : Daun turi merupakan hijauan makanan ternak yang kaya akan kandungan protein kasar. Komposisi zat gizi daun turi terdiri atas; protein kasar 27,3%, energi kasar 4.825 kkal/kg, SDN 24,4%, lignin 2,7%, abu 7,5%, Ca 1,5% dan P 0,4%.
Salah satu kendala penggunaan daun turi sebagai pakan ternak adalah rendahnya produksi biomass dan tidak tahan terhadap pemangkasan. produksi daun turi pada musim kemarau (1,7 kg/pohon/3-4 bulan) dan musim hujan (4,1 kg/pohon/2-3 bulan). Akan tetapi, turi relatif tahan terhadap kekeringan sehingga sangat bermanfaat sebagai sumber pakan kambing pada musim kemarau. Pada musim kemarau, dimana rumput sangat sulit didapatkan, turi masih tumbuh subur dan berproduksi dengan baik. Pemetikan daun turi tidak dilakukan secara total, namun dipetik sebagian besar daunnya dan menyisakan daun pada pucuknya agar pohon turi tidak mati.
Turi seperti halnya gliricidia dapat dibudidayakan melalui biji dan ada juga jenis turi yang dapat dibudidayakan dari stek batangnya.
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaannya, daun turi sebaiknya diberikan pada saat kebutuhan zat-zat makanan meningkat secara drastis, terutama pada akhir kebuntingan, awal laktasi dan cempe pada mas pertumbuhan.  Hal ini dimaksudkan agar angka kematian anak dapat dicegah dan pertumbuhan anak lebih cepat.


4. Kaliandra (calliandra calothrysus)
Kaliandra digunakan secara luas untuk pakan ternak karena : daun, bunga,  tangkai mempunyai kandungan protein cukup tinggi 20-25%, serta cepat tumbuh dan kemampuan bertunas tinggi setelah pemangkasan. Kaliandra dapat dibudidayakan melalui biji atau mengambil anakannya yang sudah berkar dari alam bebas kemudian ditanam di lahan yang sudah disediakan.
Pemanfaatan kaliandra sebagai hijauan pakan ruminansia telah memperlihatkan pengaruh yang menguntungkan tidak hanya performans produksi tetapi performans reproduksi ternak juga meningkat. Baik ternak ruminansia kecil maupun yang besar tidak memperlihatkan suatu masalah bila disuplementasi dengan kaliandra segar atau dalam bentuk silase tetapi tidak boleh dalam bentuk kering. Kaliandra dapat diberikan sendiri atau dalam campuran dengan legum lain yang tidak mengandung tanin untuk mensuplementasi ternak yang diberi rumput. Tambahan sumber energi sangat bermanfaat untuk meningkatkan performans produksi ternak.
Permasalahan kaliandra sebagai pakan ternak adalah kadar tannin yang tinggi sehingga mempunyai tingkat kecernaan yang rendah (30-60%).
Sistim “cofeeding” adalah cara pemberian pakan campuran antara legum yang mengandung kadar tannin tinggi seperti kaliandra dengan legum yang tidak mengandung tanin seperti gamal (gliricidia sepium) atau turi (sesbania grandifora). Tujuannya untuk mencegah sebagian dari protein terlarut dalam gamal agar tidak dipecah di dalam rumen yaitu dengan mengikatkannya pada tanin kaliandra. Kemudian diharapkan ikatan tanin-protein dapat pecah dalam pH abomasum yang rendah sehingga protein daun dapat langsung dimanfaatkan oleh ternak itu sendiri.
Namun demikian tidak perlu dikhawatirkan mengingat Kambing dilaporkan mempunyai kemampuan mencerna tannin karena memiliki enzim tannase pada mukosa ruminal (Begovic et al., 1978).


5. Rumput Taiwan: Ukurannya cukup besar , dapat mencapai 4 -5 meter.  Bibit rumput jenis ini kami peroleh dari  BIB Lembang. Ciri-cirinya : batangnya lunak, daun lebar berbulu lembut, tingkat nutrisi cukup baik, dan  pada batang muda pangkal batangnya bawah yang dekat ke tanah berwarna kemerah merahan.  Produktivitas tinggi, bisa mencapai 300 ton / hektar per tahun dengan kondisi pemupukan dan pemeliharaan optimal, produksi per rumpun bisa lebih dari 7 kilogram (basah) per panen.
Jenis rumput dan leguminosa tersebut di atas bisa diberikan dalam bentuk segar, atau bisa juga diolah menjadi silase dan hay apabila kondisinya berlimpah pada saat musim penghujan.

Semoga bermanfaat

Tannin

Tannin adalah senyawa phenolic yang larut dalam air. Dengan berat molekul antara 500-3000 dapat mengendapkan protein dari larutan. Secara kimia tannin sangat komplek dan biasanya dibagi kedalam dua grup, yaitu hydrolizable tannin dan condensed tannin. Hydrolizable tannin mudah dihidrolisa secara kimia atau oleh enzim dan terdapat di beberapa legume tropika seperti Acacia Spp.

                     Sifat fisik dari tanin adalah sebagai berikut :
1)      Jika dilarutkan kedalam air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat
2)      Jika dicampur dengan alkaloid dan glatin akan terjadi endapan
3)      Tidak dapat mengkristal
4)      Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik

                      Sifat kimia
1)      Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yangs ukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal
2)      Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi
Gambar 1: Ikatan Senyawa Tanin
Sifat tanin sebagai pengkhelat logam . Senyawa fenol yang secara biologis dapat berperan sebagai khelat logam. Proses pengkhlatan akan terjadi sesuai pola subtitusi dan pH senyawa phenolik itu sendiri. Karena itulah tanin terhidrolisis memiliki potensial untuk menjadi pengkhelat logam. Hasil khelat dari tanin ini memiliki keuntungan yaitu kuatnya daya khelat dari senyawa tanin ini membuat khelat logam menjadi stabil dan aman dalam tubuh. Tetapi jika tubuh mengkonsumsi tanin berlebih maka akan mengalami anemia karena zat besi dalam darah akan dilhelat oleh senyawa tanin tersebut

                     Cara Identifikasi dan Dampak Senyawa Tannin
Berdasarkan sifat-sifat diatas maka untuk menganalisis tanin dapat dilakukan berbagaicara sesusai tujuanya. Untuk analisis secara kualitatif dapat dilakukan dengan mengunakan metode :
1)      Diberikan larutan FeCl3 berwarna biru tua / atau hitam kehijauan 
2)      Ditambahkan Kalium Ferrisianida atau  amoniak berwarna coklat
3)      Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan Kalium Bikromat berwarna coklat
Sedangkan untuk menganalisis secara kuantitatif dapat dilakukan denga mengunakan metode : 
1)      Metode analisis umum phenolik, karena tanin merupakan senyawa phenolik (Metodeblue prussian dan Metode Folin)
2)      Metode analisis berdasarkan gugus fungsinya
3)      Dengan menggunakan HPLC, dan UV-Vis
4)      Metode presipitasi menggunakan protein
Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic dan pemberi warna.Condensed tannin atau tannin terkondensasi paling banyak menyebar di tanaman dan dianggap sebagai tannin tanaman. Sebagian besar biji legume mengandung tannin terkondensasi terutama pada testanya. Warna testa makin gelap menandakan kandungan tannin makain tinggi.
Beberapa bahan pakan yang digunakan dalam ransum unggas mengandung sejumlah condensed tannin seperti biji sorgum, millet, rapeseed , fava bean dan beberap biji yang mengandung minyak. Bungkil biji kapas mengandung tannin terkondensasi 1,6 % BK sedangkan barley, triticale dan bungkil kedelai mengandung tannin 0,1 % BK. Diantara bahan pakan unggas yang paling tinggi kandungan tannin terlihat pada biji sorgum (Sorghum bicolor).
Kandungan tannin pada varietas sorgum tannin tinggi sebesar 2,7 dan 10,2 % pada catechin equivalent. Dari 24 varietas sorgum kandungan tannin berkisar dari 0,05-3,67 % (catechin equivalent). Kandungan tannin sorgum sering dihubungkan dengan warna kulit luar yang gelap. Peranan tannin pada tanaman yaitu untuk melindungi biji dari predator burung, melindungi perkecambahan setelah panen, melindungi dari jamur dan cuaca.
Sorgum bertannin tinggi bila digunakan pada ternak akan memperlihatkan penurunan kecepatan pertumbuhan dan menurunkan efisiensi ransum pada ayam broiler, menurunkan produksi telur pada layer dan meningkatnya kejadian leg abnormalitas.
Kandungan tannin dalam bahan pakan memiliki pengaruh terhadap daya cerna ternak domba di dalam rumen. Namun demikian dampak negatif  tannin akan terlihat jika kandungan tannin dalam bahan pakan tersebut diatas 10% misalnya adalan tanaman kalindra yang memilki kadar tannin sebesar 19,4% 
                    Cara Pemurnian Senyawa Tanin
Sebagai contoh cara pemurnian tanin terhidrolisis adalah jenis Sorghumprocyanidin. Menggunakan  etanol absolut dengan 10 mM asam askorbat, etanol absolut dengan 10 mM asamsorbat, asam asetat pH 4, aseton 50%.etil asetat.  Cara kerja.Campurkan daun 200 g daun kering shorgum dengan dengan 600 mL etanol 10 mM asam askorbat. Ekstrak kembali sebanyak 4 kali 150 mL dengan mengunakan methanol10 mM asam askorbat. Saring dan ambil filtratnya setelah itu tambahkan dengan asam asetat pH 4. Uapkan pada rotari evaporator. Setelah menguap ekstrak dengan etil asetat sebanyak 3 kali 300 mL. Pisahkan dan ambil yang bagian bawah.

Penyakit Snot


Penyakit Snot Pada Burung kenari
Penyakit snot atau juga banyak dikenal dengan pilek unggas nama latinnya Infectious Coryza merupakan penyakit menular yang kronis pada unggas, penyebabnya adalah bakteri Hemophilus gallinarum. Bakteri yang sangat kecil mudah sekali masuk ketubuh hewan lewat udara yang menerbangkan debu yang membawa bakteri ini dan menginfeksi hewan yang ada di dekatnya. Selain melalui debu penularan juga melalui tempat-tempat yang terkontaminasi bakteri Penyakit snot atau coryza disebabkan oleh virus Hemophillus gallinarum.
            Penyakit ini menyerang sekitar bagian muka burung sehingga menyebabkan bengkak dan muncul benjolan berwama merah di sekitar hidung, mata, dan telinga. Cara penulanannya melalui perantaraan burung lain, udara, debu, makanan, dan minuman. Penularan penyakit ini juga dapat malalui keturunan.
            Tanda-tanda serangan penyakit snot atau coryza yang dapat dilihat adalah muka bengkak, hidung berlendir, sering bersin-bersin, sesak napas, dan nafsu makan turun. Jika tidak ditangani secara serius, lama kelamaan burung yang terserang penyakit ini akan mati.
            Pencegahan terhadap serangan penyakit snot atau coryza dapat dilakukan dengan cara menjauhkan burung kenari yang terserang penyakit dan kelompok burung yang lain agar tidak menular. Di samping itu, sangkar tempat makan, dan minum harus selalu dibersihkan dan segala kotoran. Burung kenari yang terlanjur terserang penyakit snot atau coryza harus segera diberi obat yang sesuai (Anonim 2011).
            Pengobatan dengan obat Sulfamix, Sulfamix adalah sejenis obat antibiotik yang diproduksi oleh Medion Bandung dan telah banyak dijual di toko-toko unggas (poultry). Obat ini memiliki komposisi kandungan Sulfadimethyl Pyrimididine 750 mg dan Methyl Parasept 6 mg setiap sendok teh. Obat mi dapat digunakan untuk mengobati Coccidiosis (penyakit berak darah), Pullorum (berak kapur), Coryza (snot, pilek, muka bengkak), berak hijau (Acute kolera), dan CRD (batuk, ngorok). Aturan pakai dan dosis penggunaannya dapat dilihat pada kemasan obat tersebut.
            Tetra-Chlor, Tetra-Chlor merupakan obat antibiotik berbentuk kapsul dan berwama merah yang diproduksi oleh Medion Bandung. Obat mi mengandung Tetracyclin  Erythromyein base, Vitamin B1, B2, B12’ vitamin C, Potassium Chloride, dan Sodium Sulfate. Obat antibiotik yang mengandung vitamin dan mineral mi dapat digunakan untuk mengobati penyakit Pullorum (berak kapur), Coryza (snot, pilek,muka bengkak), Fowl cholera (berak hijau), dan CRD (batuk, ngorok). Aturan pakai dan dosis penggunaannya dapat dilihat pada kemasan obat tersebut.
            Obat-obatan di atas umumnya dapat digunakan untuk menghadapi kasus-kasus yang berhubungan dengan penyakit yang sering menyerang burung kenari. Penyajian obat-obatan untuk burung kenari dapat dilakukan dengan cara dicampur dalam air minum atau dengan cara diminumkan secara Iangsung dengan perantaraan pipet atau kapas.
Kenari yang terserang penyakit dan akan diberi obat terlebih dahulu dijemur pada sinar matahani kurang lebih satu jam. Pada saat dijemur, kenari tidak diberi minuman. Siapkan obat yang akan diberikan pada tempat minum. Setelah dijemur, kenari dipindahkan ke tempat yang sejuk, kemudian minuman yang telah dicampur obat dimasukkan ke dalam sangkar. Burung kenari yang haus akan segera minum air yang telah dicampur obat tersebut. Jika obat yang telah dicampur dalam air minum tersebut tidak diminum, ambilah sepotong kapas laIu celupkan ke dalam air minum yang mengandung obat. Pegang kenari yang akan diobati, kemudian tempelkan kapas tersebut ke paruh kenari. Burung kenari akan mengisap cairan tersebut untuk diminum. Sisa minuman yang mengandung obat dapat diletakkan di dalam sangkar agar diminum oleh burung kenari tersebut jika merasa haus. Minuman burung yang telah dicampur obatjangan dijemur karena khasiat obat tersebut akan hilang
            Pasca terserang penyakit kita beri asupan nutrisi yang seimbang mulai dari vitamin, mineral sampai suplemen pendukung, menjaga kebersihan sangkar dan membuang kotoran jangan sampai dibiarkan menumpuk terlalu lama di dalam sangkar dijemur di bawah sinar matahari tiap pagi satu jam dan dimandikan tiap dua  minggu sekali.

Pemanfaatan Limbah Ternak sebagai Bahan Baku Pupuk Organik


Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas. Sektor peternakan menjadi potensi terbesar ke-2 setelah pertanian, terutama ternak ruminansia (sapi perah dan sapi potong). Tiap tahun ribuan ekor sapi impor membanjiri pasar ternak lokal yang siap bersaing dengan ternak ternak lokal. Dengan mulai berkembangnya sektor peternakan di wilayah Indonesia, haruslah diimbangi dengan pengolahan limbahnya.
Namun disisi lain, peningkatan produksi ternak secara tidak langsung tersebut juga menimbulkan ekses (dampak) negatif. Diantaranya adalah limbah yang dihasilkan dari ternak itu sendiri. Peternakan dituding sebagai penyumbang pemanasan global hingga 30 %, karena limbah dari peternakan selain baunya yang dapat menggangu lingkungan sekitar juga dapat menghasilkan gas metana tinggi sehingga menimbulkan pencemaran udara. Limbah ternak yang sebagian orang beranggapan miring karena jijik dan kotor namun banyak sekali manfaat apabila dikelola dengan benar. Disadari atau tidak, limbah peternakan ini selain mengganggu lingkungan sekitar, juga dapat menimbulkan bibit penyakit bagi manusia.
Saat ini masyarakat masih kurang menyadari akan pentingnya upaya pengelolaan limbah peternakan yang dihasilkan sehingga terkesan tidak mau tahu. Kalaupun ada pihak yang berupaya menanganinya akan menjadi kurang efektif karena tidak mendapat dukungan dari pihak lain. Melihat kenyataan seperti itu timbullah suatu pertanyaan, bagaimana caranya mengelola limbah ternak agar selain tidak merusak lingkungan juga dapat memberikan keuntungan bagi sektor lain . Limbah peternakan yang dihasilkan ada yang berupa kotoran (pupuk kandang) ada pula yang berupa sisa-sisa makanan. Setiap usaha peternakan baik itu berupa sapi, ayam, kambing, kuda, maupun babi akan menghasilkan kotoran. Sehingga menejemen penanganan limbah kotoran sapi sangatlah penting Dalam pemaparannya disampaikan jumlah air kencing yang dikeluarkan oleh seekor sapi berat 400 kg rata-rata  15 liter/hari dan feses 8 sampai 10 kilogram/harinya. Selain menghasilkan feses dan urine, dari proses. pencernaan ternak ruminansia menghasilkan gas metan (CH4) yang cukup tinggi. Gas metan ini adalah salah satu gas yang bertanggung jawab terhadap pemanasan global dan perusakan ozon, dengan laju 1 % per tahun dan terus meningkat.
Dari permasalahan yang ada, penulis mengajak masyarakat untuk belajar lebih mandiri dan berfikir kritis terhadap berbagai permasalahan mengenai limbah ternak tersebut. Salah satu cara menggugah kesadaran masyarakat yaitu dengan memberdayakan pembuatan pupuk organik di kalangan masyarakat yang selanjutnya pupuk tersebut dapat digunakan sebagai pengganti pupuk kimia yang harganya semakin tinggi serta dapat mencemari lingkungan, sehingga diharapkan dapat menciptakan kemandirian petani untuk menunjang pelaksanaan program pengembangan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) dalam upaya menjaga kualitas ekosistem alam maupun ekosistem pertanian.
Kemandirian petani disini bukan berarti mandiri tanpa peduli pada orang lain. Sudut pandang mandiri disini adalah ada hal-hal tertentu yang mestinya tidak harus mengantungkan pada produk-produk lain yang mestinya bisa diatasi oleh petani sendiri,meskipun hanya bersifat sebagian. Antara lain masalah pupuk, obat-obatan, benih dan lain sebagainya. Karena sebenarnya masalah tersebut dapat diatasai oleh petani itu sendiri, jadi ketika kekurangan pasokan pupuk dari pabrik petani tidak bingung dan tidak khawatir.  Karena asal ada niat dan keinginan untuk mecoba, petani dapat membuat produk-produk unggulan diantaranya : pupuk organik, pupuk padat dan cair, obat-obatan pestisida nabati, fungisida, perangsang buah dan masih banyak lagi. Dan itu semua ternyata setelah diaplikasikan disegala jenis tanaman hasilnya tidak kalah dengan obat-obatan dan pupuk yang berbahan kimia
Proses produksi meliputi: 
1)   Menampung fases ternak pada tempat penampungan fases.
2)   Setelah terkumpul fases dengan ketebalan 30 cm kemudian disiram dengan starter EM4, dilakukan ulangan pada setiap 30 cm.
3)   Setelah tujuh hari timbunan fases dibolak balik kemudian didiamkan selama tiga hari
4)   Pupuk organik siap dikemas dan digunakan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pupuk organik, meliputi:
1)      Kandungan air lebih tinggi dibandingkan pupuk kimia yaitu 30-35%.
2)      Suhu pada saat proses fermentasi akan meningkat.
3)      Kadar total carbon akan meningkat.
4)      Pemakaian pupuk yang kurang matang akan menmgakibatkan merugikan terhadap pertumbuhan tanaman karena pengaruh suhu yang panas dan adanya senyawa fitolotik.
5)      Baunya tidak terlalu menyengat, kandungan amonia yang tinggi ditandai dengan bau yang menyengat.

Usaha Penetasan Telur Itik

Written By Shodiq Saifullah on Sabtu, 29 September 2012 | 23.38



A.      Latar Belakang
Usaha penetasan telur itik atau bebek merupakan kegiatan yang sudah dilakukan peternak sejak bertahun-tahun. Akan tetapi pola penetasan petani masih menggunakan cara alami dengan memanfaatkan ayam atau entok sebagai sarana penetasan. Metode penetasan telur itik yang lebih modern menggunakan Mesin Tetas telur itik atau bebek dengan berbagai macam model. Peluang usaha di bidang penetasan telur itik cukup terbuka. Itik atau bebek merupakan hewan unggas yang sudah cukup populer di masyarakat kita. Tidak hanya telur asin saja yang dapat dibuat dari telur itik, ada banyak aneka makanan yang dibuat dengan bahan dasar telur itik. Selain telur itik yang dimanfaatkan sebagai aneka makanan, daging itik juga cukup banyak digemari oleh masyarakat.
Diantara makanan dari daging itik adalah bebek goreng, bebek bakar, rica-rica bebek kremes dan lain sebagainya. Dengan demikian peluang usaha dari unggas ini cukup terbuka lebar bagi pengusaha yang berminat menggelutinya. Tidak hanya dari sektor pengolahan hasil ternakan itik saja tetapi juga dari bisnis-bisnis lainnya, diantaranya penyediaan bibit itik yang berkualitas. Penyediaan bibit itik dapat dilakukan dengan cara konvensional melalui pengeraman indukan ayam dan penetasan telur itik dengan mesin tetas telur. Untuk skala besar dan tujuan bisnis tentu tidak mungkin kita menggunakan ayam sebagai alat penetas telur. Maka peluang Usaha Penetasan Telur Itik dengan menggunakan Mesin Penetas merupakan alternatif yang akan dibahas.

B.       Potensi Usaha
Usaha bisnis penetasan telur itik sebenarnya cukup memiliki potensi mendatangkan keuntungan. Selain manajemen produksi yang baik diperlukan pula manajemen penetasan berdasarkan kualitas hasil tetasan yang baik. Peluang bisnis penetasan telur itik ini dapat dilakukan pada skala rumah tangga dan kelompok usaha kecil dan menengah (UKM). Karena proses dan perlengkapan yang cukup sederhana. Selain itu harga mesin penetas telur itik juga cukup terjangkau ada yang berharga murah dan ada yang berharga cukup mahal, tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan saja. Mengenai ragam mesin penetas telur dapat dilihat pada tulisan ini. Gambaran potensi peluang usaha ini dapat dilihat dari harga DOD ( Day Old Duck) betina biasanya dihargai sampai lima kali harga telur. Sedangkan untuk DOD jantan dihargai sama atau maksimal dua kali harga telur yang belum menetas. Tingkat daya tetas menggunakan mesin tetas memang lebih rendah jika dibandingkan dengan cara alami dengan indukan ayam.
Menurut Mito (2011), Sejak tahun 2009, permintaan dagng itik dari rumah makan semakin meningkat. Otomatis besarnya permintaan daging itik ini berimbas pada jumlah itik yang harus disediakan dan tentunya menyebabkan kebutuhan DOD meningkat. Peningkatan DOD ternyata bukan disebabkan oleh naiknya permintaan daging itik, tetapi juga karena peninkatan permintaan telur itik. Permintaan daging dan telur itik kecenderungannya semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Tahun
Jenis (ton)
Kebutuhan
Ketersediaan
Kekurangan
2008
Daging
13.500
4.100
9.400
Telur
174.000
91.000
83.00
DOD
44.000.000
20.000.000
24.000.000
2009
Daging
13.900
5.800
8.100
Telur
184.000
124.000
60.000
DOD
34.300.000
27.000.000
7.300.000
2010
Daging
14.300
6.400
7.900
Telur
193.000
141.000
52.000
DOD
31.900.000
31.000.000
900.000
Sumbe: Road Map Perbibitan Ternak, Direktorat Jendral Peternakan Departemen Pertanian, 2008

C.      Persiapan Usaha Penetasan Telur Itik
1.    Persiapan Tempat
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan usaha penetasan telur itik mengunakan mesin penetas adalah faktor tempat. Tempat untuk penempatan mesin tetas diusahakan tidak terkena matahari secara langsung dan tidak terkena angin secara langsung. Hal ini untuk menghindari perubahan suhu yang cukup ekstrim, yang berakibat kurang baiknya daya tetas telur. Pastikan tempat dan mesin tetas dalam kondisi yang higienis dan steril dari kuman dan bakteri. Kuman dan bakteri akan mengganggu daya tetas telur. Biasanya sebelum telur-telur itik dimasukkan ke dalam mesin penetas, lingkungan dan mesin tetas disemprot terlebih dahulu menggunakan disinfectan. Penyemprotan mengunakan disinfectan pada tempat dan mesin penetas membuat bakteri dan kuman-kuman mati, sehingga aman bagi kelangsungan hidup embrio itik dalam telur.
2.    Persiapan mesin Tetas
Selain faktor tempat, kualitas mesin penetas memiliki peranan yang cukup penting dalam kesuksesan usaha penetasan telur itik ini. Mesin penetas diupayakan memiliki lingkungan dan kondisi yang mirip dengan induk ayam/entok, suhu, kelembaban dan lain-lain. Pastikan mesin tetas yang dipilih berkualitas bagus, rapat tetapi cukup memiliki ventilasi udara yang baik. Pastikan juga mesin tetas beroperasi dengan baik, misalnya suhu ruangan bisa mencapai suhu ideal 37-38 derajat C, dan memiliki termostat sebagai pengatur suhu. Meski pada rentang suhu 36 s/d 42 derajat C telur bisa menetas tetapi suhu optimal diupayakan pada 38-39 derajat C. Biasanya pada mesin penetas telur yang dibeli sudah dilengkapi dengan termometer ruang, untuk memonitor suhu dalam ruangan mesin penetas.
Kelembaban udara yang diukur dengan Hygrometer di dalam ruang mesin penetas (incubator) haruslah dijaga pada kisaran 55-60% untuk 18 hari pertama di incubator dan lebih tinggi setelah itu. Mesin Penetas yang baik dan berharga mahal biasanya dilengkapi dengan Hygrometer ini, namun jika tidak tersedia bisa dibeli sendiri.
3.    Pemilihan Telur sebagai Bibit
Dalam manajemen Usaha Penetasan telur itik pemilihan telur sangat menentukan daya tetas telur itik. Telur itik dipilih dari indukan yang tidak terkalu muda dan tidak terlalu tua, dengan rasio Jantan:Betina 1:5 sampai dengan 1:8. Cangkang telur dipilih yang tidak terlalu tebal karena akan sulit untuk pecah saat akan menetas. Cangkang yang terlalu tipis juga tidak layak untuk dipilih. Pilih telur yang oval tetapi jangan terlalu lonjong atau bulat.

D.       Proses Penetasan Telur Itik
1.    Pemasukan Telur
Pemasukan Telur ke dalam mesin tetas hendaknya dilakukan pada saat mesin tetas benar-benar siap untuk dipergunakan, antara lain suhu sudah sesuai dengan standard, kelembapan udara juga demikian. Sebelum dimasukkan ke dalam mesin penetas telur dicuci dengan air hangat suam-suam kuku, agar kotoran dan bakteri yang menempel pada telur hilang. Selain itu telur yang bersih memudahkan kita mengamati perkembangan anakan itik dalam telur. Selama 3 hari pertama telur kita diamkan dalam mesin penetas dan tidak usah dibuka. Letakkan bagian yang runcing di bagian bawah, bagian yang mengandung rongga udara di posisi atas, jika di dalam  mesin penetas tidak terdapat tatakan telur, bisa dibuat sekat-sekat dengan kayu atau bilah bambu agar telur tidak menggelinding dan mudah diatur dalam mesin penetas. Jika telur mudah bergerak dan menggelinding bebas di dalam mesin penetas, akan sulit dikontrol telur yang sudah dibalik atau belum.
2.    Pengeraman Telur
Setelah 3 hari biasanya sudah bisa kita lihat telur-telur yang memiliki benih atau tidak. Telur yang tidak memiliki benih itik biasanya karena tidak dibuahi oleh itik jantan. Telur yang tidak dibuahi tidak akan menetas sehingga perlu kita afkir untuk dikonsumsi dan masih bisa dijual atau dijadikan makanan. Telur yang memasuki hari keempat sampai hari ke 25 , telur itik sudah harus kita bolak-balik sehari 2 sampai 6 kali, frekuansi pemutaran telur akan berpengaruh pada daya tetas telur. Semakin sering akan semakin baik. Pada hari keempat tersebut telur perlu diangin-anginkan dengan cara membuka tutup mesin penetas selama kurang lebih 10 sampai dengan 15 menit. Proses mengangin-anginkan telur ini perlu dilakukan setiap 3 sampai 4 hari sekali sampai hari ke 25. Dalam masa pengeraman ini yang perlu diperhatikan selain suhu dijaga supaya tetap konstan adalah kelembapan udara. Jika kelembapan dirasa kurang bisa ditambahkan dengan menyemprotkan air hangat ke telur-telur. Untuk memudahkan mengontrol telur sudah dibalik atau belum, beri tanda dengan spidol pada tiap-tiap sisi telur, misalnya sisi bawah diberi tanda A sisi atas diberi tanda B.
3.    Masa Menetas
Telur itik akan mulai pecah sedikit demi sedikit, pada hari ke 26 sudah mulai terdengar suara dan cangkang yang terbuka pada bagian paruhnya. Pada hari ke 28 telur dalam mesin penetas yang normal sudah akan menetas semuanya.  Perlu dicermati, jika ada telur yang susa pecah, perlu dibantu mengelupas dengan tangan tetapi harus hati-hati. Biasanya karena cangkang terlalu tebal. Anakan itik yang sudah menetas perlu segera dipindahkan ke tempat lain yang suhunya hampir sama dengan suhu ruang penetasan. Bersihkan ruang mesin  penetas dari cangkang dan kotoran-kotoran lainnya agar tidak mengganggu telur yang belum menetas.
4.    Seleksi DOD
Anakan itik yang berusia 1 sampai 4 hari lebih mudah dibedakan jenis kelaminnya dibandingkan dengan anakan itik berusia satu minggu. Warna itik betina lebih terang dan bersih, sedangkan itik jantan lebih gelap. Jika diperhatikan suara anak itik betina lebih melengking. Cara lain adalah dengan melihat melalui anus dengan cara menekannya, meski cara ini cukup membuat itik tersiksa tapi cukup efektif. Itik jantan terlihat memiliki alat kelamin yang menonjol. Untuk membedakan anakan itik jantan dan betina bisa dilihat dari warna paruhnya. Itik Jantan cenderung lebih berwarna gelap sedang itik betina berwarna terang.

E.       Analisa Bisnis

F.      Kualitas DOD
Menurut Retno dan maloedyn sitanggang (2005) cirri DOD berumur satu hari yang sehat dan berkualitas baik adalah:
  1. Sehat, ditujukan oleh perangainya yang lincah, matanya bulat, tidak mengantuk dan bercahaya
  2. Tidak cacat, kaki dan jari tidak bengkok, sayap lengap, dan peruhnya berbentuk normal.
  3. Kak kuat dan tegak
  4. Dada tegak
  5. Bulu tubuh, dubur, dan pusatnya kering dan tidak lengket.
Guna menghasilkan DOC/DOD yang berkualitas, perlu ada seleksi ketat yang dilakukan bertahap agar diperoleh keseragaman produksi yang muaranya adalah kualitas. Penentuan kualitas DOC/DOD dimulai dari grade, umur indukan, berat telur, proses penetasan, packing dan terakhir suara pelanggan. Inti dari seleksi tersebut adalah mencapai keseragaman, baik untuk mendapatkan telur tetas maupun di level budidaya. Grade menentukan kualitas anakan unggas dalam beberapa klasifikasi kualitas. Dalam menentukan grade, setiap farm memiliki kebijakan yang berbeda-beda , biasanya penentuan grade berdasarkan usia indukan yang bisa disimpulkan menjadi bibit muda, menjelang puncak produksi, puncak produksi dan menjelang penurunan produksi atau disebut bibit tua.
Disamping berdasarkan usia indukan, grading juga bisa ditentukan dari perkembangan fisiologis ayam/itik. Meski umur indukan sudah masuk dalam grade usia tertentu, namun jika berat telur tetasnya tidak sesuai standar maka pihak hatchery dapat memutuskan telur tersebut tidak ikut ditetaskan. Namun jika merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SNI) maka berat DOC FS minimal 37 gram atau 65% dari berat telur tetas. Berdasar SNI pula, setiap bibit yang dihasilkan harus bebas pullorum.
1.                     Packing Bibit Unggas
Dalam hal prosedur packing DOC dan pendistribusian yang baik, harus dilengkapi data-data yang sesuai dengan yang tertera di box DOC. Data tersebut meliputi strain, jumlah, tanggal menetas, garansi bebas penyakit pulorum dan petugas penentuan grade DOC. Pada box DOC sesuai standar kebutuhan seperti ventilasi, kepadatan dan keselamatannya. Selain itu, alat transportasi pengiriman DOC dilengkapi dengan peralatan ventilasi untuk menjaga kenyamanan anak ayam selama dalam pengiriman dan pengiriman DOC segera setelah packing selesai.
2.                             Biosecurity Bibit Unggas
pencapaian kualitas yang baik tidak dapat diraih jika tidak menerapkan biosekurity terutama untuk hal sanitasi dan fumigasi. Sebelum menjadi DOC, telur tetas sudah mengalami beberapa kali sanitasi dan fumigasi mulai dari seleksi di kandang hingga selama proses penetasan. Fungsinya adalah membunuh bibit penyakit dan mencegah tumbuhnya jamur Aspergillus.
Telur tetas yang berasal dari kandang indukan harus diseleksi dengan kualifikasi bukan telur inap dan tingkat kekotoran. Bahkan telur yang meski tingkat kekotorannya masih ditoleransi tetap dikelompokkan tersendiri agar tidak “mengganggu” kualitas telur yang lain.
Selama proses penetasan sistem ventilasi juga harus diperhatikan. Kipas penarik udara dari luar harus dipastikan bekerja normal. Jika tidak, udara yang diambil juga udara panas Pemanasan yang tidak merata atau terlalu panas akan membuat DOC tetas prematur. Imbasnya, jarak waktu pull chick juga lebih panjang. DOC yang terlalu lama di penetasan akan mengalami dehidrasi, kaki kering dan selanjutnya memengaruhi keseragaman dan pertumbuhan di level budidaya. Faktor yang lain adalah memperhatikan titik krusial dalam penetasan, yakni tiga hari sebelum menetas di mana mulai berfungsinya paru-paru sebagai organ pernafasan. Pada saat itu, sirkulasi udara dan fluktuasi suhu di dalam hatchery harus benar-benar terkontrol dengan baik.

G.      Strategi Pemasaran
Karena DOD yan dihasilkan harus segera dijual, maka biasanya suatu usaha penetasan telah memiliki tempat penjualan ang tetap. Bagi pengusaha penetasan itik yang baru, maka harus memiliki inisiatif yang lebih. Terutama dalan memenuhi kekuranga kebutuhan DOD. Hindari tempat pemasaran yang telah memiliki stok DOD yang cukup. Mencari lokasi yang memilki peluang pasar yang tinggi juga akan mempengaruhi harga DOD. Selain masalah harga, pelayanan menjadi factor yang penting. Konsumen akan memilih tempat yang memiliki pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan penjual DOD yang hanay member pelayanan yang biasa saja.

H.         Hambatan
Dalam usaha penetasan itik terdapat beberapa hambatan, diantaranya adalah:
1.      Harga jual DOD yang tidak menentu.
2.      Jika kualitas telur buruk, angka penetasan akan sedikit.
3.      Kurang pahamnya peternak pada saat itik baru menetas dapat menyebabkan kematian
4.      Jika biosecurity kurang baik, DOD akan mudah terjangkit penyakit

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Sai Farm - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger